Lassernews.com - Medan,Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei,Kabupaten Simalungun,
Provinsi Sumatera Utara masih jauh dari hiruk pikuk kegiatan industri.
Pengamatan lapangan minggu ini menunjukkan bahwa kawasan yang dijadikan
sebagai andalan menarik investor industri hilir minyak sawit itu baaru
dihuni sebuah pabrik oleokimia milik Unilever Group.
PT Unilever Oleochemical Indonesia (UOI) itulah nama pabrik itu. Mereka
masuk ke kawasan tersebut karena memang Unilever sudah menjadikan
Indonesia sebagai lokasi basis industri barang-barang toiletris
(kebutuhan langsung konsumen).
Mulai dari kebutuhan mandi hingga kecantikan, dihasilkan perusahaan yang
berbasis di Belanda tersebut. "Unilever masuk ke Sei Mangkei untuk
mempertahankan basis pasar dan produksinya di Indonesia. Kalau dari sisi
bisnis Unilever menyesal masuk ke Sei Mangkei," ujar seorang Dirut BUMN
perkebunan belum lama ini.
Direktur Utama PTPN III Elia Massa Manik yang melakukan kunjungan ke
lokasi industri PT UOI di KEK Sei Mangkei, Senin 27 Juni 2016 menegaskan
bahwa KEK Sei Mangkei masih membutuhkan pembenahan. Harga gas yang
mahal, energi listrik yang masih kurang, serta infrastuktur jalan yang
masih belum memadai membuat KEK Sei Mangkei kurang menarik bagi
investor.
Manik yang baru diangkat menjadi Dirut PTPN III Holding itu mengadakan
pertemuan tertutup dengan Managing Director PT UOI Saikrishna
Devarakonda. Apa yang mereka bicarakan tak begitu jelas. Tapi ada
bocoran Manik menerima keluh kesah managing director PT UOI mengenai
minimnya prasarana dan sarana pendukung KEK Sei Mangkei serta mahalnya
harga gas, sehingga produk mereka tak kompetitif di pasar global.
Usai pertemuan, Elia Massa Manik mengungkapkan bahwa perusahaannya
tertarik masuk ke industri hilir kelapa sawit dengan membangun pabrik
minyak goreng.Kami sedang membangun pabrik minyak goreng, konstruksinya
paling lama 24 bulan,kata dia.
Deny Mulyawan, Manajer Badan Pengelola dan Pembangun KEK Sei Mangkei
menambahkan pabrik minyak goreng yang akan dibangun di KEK Sei Mangkei
akan dikelola oleh entitas perusahaan bernama PT Industri Nabati Lestari
(join antara PTPN III dan PTPN IV dengan membangun pabrik olein
berkapasitas 600.000 ton per tahun).Pabrik olein ini sedang dalam proses
pembangunan," ujarnya.
Selain pabrik minyak goreng, lanjut dia, PTPN III juga akan membangun
pabrik ban sepeda motor di KEK Sei Mangkei. Rencana pembangunan pabrik
ban saat ini sedang dalam tahap penyelesaian Detail Engineering Design
(DED).
PTPN III sedang mencari partner untuk membangun pabrik ban berbahan baku karet tersebut.
Sementara PTPN III sendiri nantinya akan memberikan penyertaan lahan dan
sumber bahan baku. Dia memastikan, PTPN III memiliki sumber bahan baku
dalam jumlah yang memadai untuk memasok pabrik yang diproyeksi memiliki
kapasitas produksi 7,5 juta ban per tahun.
Deny mengatakan kebutuhan infrastruktur sudah memadai untuk operasional
industri. Sejak awal, air bersih sudah tersedia dan listrik yang siap
pakai ada sekitar 40 MW dan masih bisa ditingkatkan lagi sampai tiga
kali lipat.
Begitu juga dengan lahan. Dari 1.933 hektare lahan yang saat ini sudah
dimatangkan, baru sekitar 10% yang sudah dialokasikan kepada investor
termasuk Unilever. Pemasaran Tahap I dengan luas lahan 104 hektare sudah
selesai dan sekarang masuk ke Tahap II dengan 640 hektare.
Rel kereta api koneksinya sudah siap, tinggal pengujiannya. Koneksinya
dari areal kita, terhubung ke jalur eksisting di Gunung Bayu. Kalau
sudah terhubung ke Gunung Bayu, bisa langsung ke Pelabuhan Belawan.
Tinggal jalur ke Pelabuhan Kuala Tanjung yang menurutnya belum selesai.
Masih ada sekitar 7 kilometer lagi belum bisa dibangun rel dan masih
proses pembebasan lahan. Sementara pembangunan infrastruktur jalan di
dalam kawasan tinggal menyisakan 2,7 kilometer.(Ismasal)
0 komentar:
Posting Komentar