lassernews.com -
Depok, - "Indonesia adalah negara yang memiliki
lebih dari 72.000 desa, namun kini semakin berorientasi kepada
industrialisme," cetus Singgih Susilo Kartono, founder Piranti Works dan
creator Magno Radio, dalam program Persiapan Keberangkatan (PK) LPDP
Angkatan 68 Gardapati Parahita pada Rabu (25/05). Singgih turut
memberikan inspirasi kepada para penerima beasiswa di Wisma Hijau,
Cimanggis.
Desainer produk-produk berbahan dasar kayu ini menyampaikan bahwa jati
diri Indonesia sebagai bangsa agraris semakin tergerus. "Negara maju
kini berada dalam fase post-industrialisme dan berorientasi pada produk
eco-friendly. Bahkan ironisnya, banyak negara yang memproduksi sepeda
bambu padahal mereka bukan negara penghasil bambu," ungkap Singgih.
Pengusaha berusia 48 tahun yang kini memproduksi sepeda bambu hybrid ini
sungguh menyayangkan banyaknya cendekia yang enggan kembali ke desa.
Singgih meyakini bahwa ilmu di perguruan tinggi sarat konteks industri
sehingga para mahasiswa merasa tidak mendapat "tempat" di pedesaan.
Apabila berkeinginan untuk memajukan desa, orang-orang terdidik ini
perlu memiliki kemampuan untuk mentransformasikan ilmunya agar tepat
guna. Oleh karena itu beliau berpesan kepada peserta PK Angkatan 68
untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya, namun harus tetap ingat kembali
mengabdi di daerah.
Peraih berbagai penghargaan desain tingkat internasional ini pun
menghimbau para penerima beasiswa untuk memanfaatkan potensi yang ada di
sekitarnya. "Lokalitas akan menghasilkan originalitas, kemudian dari
originalitas itu kita akan diakui oleh pihak lain."
Singgih menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengekspor produknya, namun
ia berkeinginan untuk mempromosikan gerakan dengan tujuan akhir untuk
merevitalisasi desa. "Indonesia membutuhkan orang-orang yang mau
bersikap dan melakukan sesuatu sehingga harus berani mengambil risiko.
Kalian ambillah risiko dan jadilah orang yang memberikan manfaat bagi
Indonesia," pungkasnya. (ANC/Rel)
Sumber: www.hariandeteksi.com
0 komentar:
Posting Komentar